Friday, October 21, 2016

ETIKA BISNIS

Nama : Alysa Yulia Septiani
NPM : 10213752
Kelas :4EA17
PENDAHULUAN

         Saat ini perkembangan dunia bisnis semakin melesat, beraneka ragam produk dikembangkan dan dikenalkan agar dapat bersaing didunia bisnis. Tetunya persaingan inilah yang menuntut para pebisnis untuk berlomba-lomba agar memenangkan hati masyarakat. Saat ini banyak yang kita ketahui bahwa peran promosi atau iklan sangatlah penting untuk mengenalkan produk kepada khalayak. Tentunya harus disertai dengan etika agar tidak menyalahi aturan dalam berbisnis, mengapa? karena seperti yang kita ketahui saat ini banyak sekali iklan yang tanpa kita sadari sudah menyalahi aturan dalam berbisnis,seperti menjatuhkan atau menjelek-jelekkan produk lain. Seperti yang kita sudah dengar dari lama tentang brand minuman bersoda Coca cola yang berseteru dengan Pepsi. Di tulisan ini saya akan membahas tentang kasus promosi antara Cocacola dengan Pepsi.
Berbicara mengenai masalah diatas, perlu kita ketahui bahwa etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting.
Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik di lingkup makro maupun di ingkup mikro. Perspektif makro adalah pertumbuhan suatu negara tergantung pada market system yang berperan lebih efektif dan efisien daripada command system dalam mengalokasikan barang dan jasa. Perspektif mikro adalah dalam lingkup ini perilaku etik identik dengan kepercayaan atau trust kepada orang yang mau diajak kerjasamanya.



TEORI 

Menurut Dr. H. Budi Untung, Pengertian Etika Bisnis adalah pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi atau sosial. Penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan dalam bisnis. Dalam penerapan etika bisnis, maka bisnis mesti mempertimbangkan unsur norma dan moralitas yang berlaku di dalam masyarakat. Di samping itu etika bisnis dapat digerakkan dan dimunculkan dalam perusahaan sendiri karena memiliki relevansi yang kuat dengan profesionalisme bisnis.
Menurut Steade et al (1984: 701) Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis. Menurut Hill dan Jones (1998) Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.
Menurut Sim (2003) Etika adalah istilah filosofis yang berasal dari "etos," kata Yunani yang berarti karakter atau kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, dalam hal ini berkonotasi kode organisasi menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat. 
Menurut Brown dan Petrello (1976) Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, terdapat tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika kita, yaitu :

  • Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
  • Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
  • Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.




Prinsip -Prinsip Etika Bisnis
Secara umum etika bisnis merupakan acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, etika bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis yang dimaksud. Adapun prinsip prinsip etika bisnis tersebut sebagai berikut :

1. Prinsip Otonomi dalam Etika Bisnis

Prinsip otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan visi dan misi yang dipunyainya. Contoh prinsip otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.

Dalam prinsip otonomi etika bisnis lebih diartikan sebagai kehendak dan rekayasa bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan keahlian perusahaan dalam usaha untuk mencapai prestasi-prestasi terbaik sesuai dengan misi, tujuan dan sasaran perusahaan sebagai kelembagaan. Disamping itu, maksud dan tujuan kelembagaan ini tanpa merugikan pihak lain atau pihak eksternal.
Dalam pengertian etika bisnis, otonomi bersangkut paut dengan kebijakan eksekutif perusahaan dalam mengemban misi, visi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran , kesejahteraan para pekerjanya ataupun komunitas yang dihadapinya. Otonomi disini harus mampu mengacu pada nilai-nilai profesionalisme pengelolaan perusahaan dalam menggunakan sumber daya ekonomi. Kalau perusahaan telah memiliki misi, visi dan wawasan yang baik sesuai dengan nilai universal maka perusahaan harus secara bebas dalam arti keleluasaan dan keluwesan yang melekat pada komitmen tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan etika bisnis.

Dua perusahaan atau lebih sama-sama berkomitmen dalam menjalankan etika bisnis, namun masing-masing perusahaan dimungkinkan menggunakan pendekatan berbeda-beda dalam menjalankannya. Sebab masing-masing perusahaan dimungkinkan menggunakan pendekatan berbeda-beda dalam menjalankannya. Sebab masing-masing perusahaan memiliki kondisi karakter internal dan pendekatan yang berbeda dalam mencapai tujuan, misi dan strategi meskipun dihadapkan pada kondisi dan karakter eksternal yang sama. Namun masing-masing perusahaan memiliki otoritas dan otonomi penuh untuk menjalankan etika bisnis. Oleh karena itu konklusinya dapat diringkaskan bahwa otonomi dalam menjalankan fungsi bisnis yang berwawasan etika bisnis ini meliputi tindakan manajerial yang terdiri atas : (1) dalam pengambilan keputusan bisnis, (2) dalam tanggung jawab kepada : diri sendiri, para pihak yang terkait dan pihak-pihak masyarakat dalam arti luas.
2. Prinsip Kejujuran dalam Etika Bisnis

Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang paling hakiki dalam aplikasi bisnis berdasarkan kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran terhadap diri sendiri. Namun jika prinsip kejujuran terhadap diri sendiri ini mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola perusahaan maka pasti akan terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan prinsip kejujuran terhadap semua pihak terkait.

3. Prinsip Keadilan dalam Etika Bisnis

Prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung atau tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Para pihak ini terklasifikasi ke dalam stakeholder. Oleh karena itu, semua pihak ini harus mendapat akses positif dan sesuai dengan peran yang diberikan oleh masing-masing pihak ini pada bisnis. Semua pihak harus mendapat akses layak dari bisnis. Tolak ukur yang dipakai menentukan atau memberikan kelayakan ini sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah diterima oleh masyarakat bisnis dan umum. Contoh prinsip keadilan dalam etika bisnis : dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan harga yang layak bagi para konsumen, menyepakati harga yang pantas bagi para pemasok bahan dan alat produksi, mendapatkan keuntungan yang wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.


4. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri dalam Etika Bisnis

Pinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun jika bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat memberikan respon sama. Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak menyenangkan maka masyarakat tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang bersangkutan. Namun jika para pengelola perusahaan ingin memberikan respek kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut para pihak yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Segala aspek aktivitas perusahaan yang dilakukan oleh semua armada di dalam perusahaan, senantiasa diorientasikan untuk memberikan respek kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dengan demikian, pasti para pihak ini akan memberikan respek yang sama terhadap perusahaan. Sebagai contoh prinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis : manajemen perusahaan dengan team wornya memiliki falsafah kerja dan berorientasikan para pelanggan akan makin fanatik terhadap perusahaan. Demikian juga, jika para manajemennya berorientasikan pada pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena sepadan dengan prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan makin loya terhadap perusahaan.
 

ANALISIS

Dua perusahaan cola kelas dunia Coke atau akrab disebut Coca Cola  dan Pepsi seakan tak pernah berhenti bertarung memperebutkan pasar di bisnis minuman ringan. Sejak dua merek tersebut ditahbiskan, masing-masing pada tahun 1886 dan 1903 antara keduanya sudah terjadi persaingan, saling sikut dan perang iklan, baik iklan cetak dan video. Mereka berambisi bisa meraih dominasi pasar minuman soda. Bisa dimaklumi kalau terkadang masalah etika sedikit terkesampingkan.
Sifat komparatif iklan di Indonesia masih dalam jalur etika. Di luar negeri (USA) justru dilakukan terang-terangan. Contohnya Coca cola Vs Pepsi. Berikut ini akan dipaparkan bagaimana dua merek produk minuman katagori soft drink “berseteru” merebut pasar di USA,bahkan di dunia.

Salah satu iklan pepsi pada tahun era 1980-an ada yang berjudul "Earth: Sometime in the Future". Di gambarkan seolah-olah kondisi bumi di masa depan. Ada seorang guru yang membawa murid-muridnya berjalan-jalan kesebuah situs arkeologi. Sambil berjalan-jalan, murid-murid tersebut inum pepsi. Disana mereka menemukan berbagai benda yang merupakan artifakdari masa lalu. Benda pertama adalah bola bisbol. Yang kedua adalah gitar.
Nah, benda ketiga yang ditemukan tidak jelas bentuknya Karena sudah tertutup debu dan tanah. Sang guru lalu langsung membersihkan benda tersebut, dan akhirnya benda tersebut menampakan wujud aslinya. Murid-murid bertanya, apa benda itu? Dijawab oleh sang guru. "I have no idea." Anda tau benda apa itu? Ternyata itu adalah sebuah botol Coke! Iklan tersebut kemudian di akhiri dengan tulisan "Pepsi: The Choice of a New Generation". Memang, dari dulu pepsi selalu membuat iklan-iklan komparasi yang "menghantam" Coke.

Pepsi ingin mereposisi Coke sebagai kola yang kuno, Colanya orang tua. Tapi, Coke juga tidak tinggal diam. Coke juga pernah membuat iklan untuk merespon kampanye "Pepsi Challenge" pada tahun 1985.
Ketika itu pepsi pernah melakukan blid test. Orang diminta memilih, nama yang mereka sukai dari dunia minuman bersoda tanpa merek yang mereka minum. Kedua minuman itu di ketahui masing-masing adalah Cola dan Pepsi. Hasilnya? Pepsi mengklaim bahwa kebanyakan orang lebih suka minum Pepsi ketimbang Coke. Nah selain merespon dengan mengeluarkan "New Coke" yang menjadi salah satu marketing failure paling terkenal itu,
Tak hanya Pepsi, Coke juga sempat mengeluarkan iklan. Isinya membandingkan "Pepsi Challenge" dengan kisah dua ekor simpanse yang sedang memutuskan, bola tenis mana yang bulu nya paling banyak. Memang, perang antara kedua minuman bersoda ini sudah berlangsung turun-menurun dan tambah jadi menarik untuk di nikmati.


Sementara itu, Pepsi selalu berupaya menampilkan citra sebagai brand minuman soda yang lebih muda dari pada Coke. Pepsi selalu memanfaatkan selebritis yang dekat pada anak muda pada masanya. Artis-artis dunia mulai dari Michael Jackson,Madonna,Britney Spears,David Beckham,Spice Grils,F4, Katty Perry sampai Beyonce sempat menjadi brand endorses Pepsi.

Perang Kola ini terus berlanjut ke internet. Pepsi meluncurkan kembali program "Pepsi Stuff" pada tahun 2005 lalu, yang kemudian di respon Coke dengan kemudian meluncurkan program " Coke Rewards". Keduanya adalah loyalty program yang memberikan hadiah kepada pelanggan yang berhasil mengumpulkan sejumlah poin secara online.
Berbagai kisah diatas menunjukan bahwa kedua merek sama-sama hebat. Mereka sama-sama ingin menjadi merek yang Horizontal. Kalau Coke menempuh pendekatan secara budaya local, Pepsi ingin memposisikan diri sebagai merek anak muda yang selain merupakan simbol masa depan..

Menurut saya bukanlah hal bermanfaat yang dilakukan oleh kedua merk minuman bersoda tersebut, justru mungkin akan banyak konsumen hanya tertawa melihat iklan-iklan tersebut dan yang paling ekstrim mungkin akan meninggalkan loyalitas mereka terhadap produk tersebut. Karena apa ? karena perilaku iklan-iklan tersebut seperti perang, terus saling menyerang produk lawan tapi bukan terus memperbaiki kualitas produk mereka masing-masing. Maka disini perlu adanya etika diantara kedua brand tersebut agar mereka  dapat bersaing secara sportif tanpa harus mencemooh, mengejek atau menjatuhkan satu sama lain, karena hal ini menabrak aturan atau prinsip etika bisnis. Diharapkan adanya perdamaian diantara kedua brand tersebut agar dapat menjadi contoh yang baik bagi brand-brand lainnya.


REFERENSI 

http://www.businessinsider.com/pepsi-challenge-business-insider-2013-5?IR=T&r=US&IR=T
www.jambiekspresnews.com › Hermawan Kertajaya
http://bisnis.liputan6.com/read/2060657/coca-cola-vs-pepsi-pertarungan-minuman-bersoda-paling-fenomenal 
https://dimasaja68.wordpress.com/2015/10/09/pengertian-etika-bisnis-dan-penerapannya-dalam-perusahaan/
http://www.pengertianpakar.com/2015/01/pengertian-dan-prinsip-etika-bisnis.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.